Konfigurasi Dual-booting dan Multi-Booting

Pengertian dual-booting dan multi-booting

Beberapa sistem operasi yang berbeda dapat diinstal secara berdampingan dalam satu komputer yang sama, dan ini sering disebut sebagai konfigurasi dual-booting dan atau multi-booting.

*.   Dual-booting

Dual-booting yaitu aksi menginstal dua sistem operasi pada satu komputer yang sama dan jadi memungkinkan untuk memilih salah satu sistem operasi yang akan diboot saat baru menghidupkan komputer. Salah satu sistem operasi dapat diatur sebagai sistem operasi default yang akan diboot tiap kali baru menghidupkan komputer.

Sebagai contoh dual-booting yang umum misalnya dual-booting antara sistem operasi Linux dan sistem operasi Windows.

*.   Multi-booting

Multi-booting yaitu aksi menginstal beberapa sistem operasi pada satu komputer yang sama dan jadi memungkinkan untuk memilih salah satu sistem operasi yang akan diboot saat baru menghidupkan komputer. Salah satu sistem operasi dapat diatur sebagai sistem operasi default yang akan diboot tiap kali baru menghidupkan komputer.

Sebagai contoh multi-booting misalnya multi-booting antara sistem operasi Linux, Windows Vista dan Windows 7.

Pada komputer yang menggunakan konfigurasi dual-booting atau multi-booting, setiap software program dan aplikasi yang akan digunakan harus diinstal pada masing-masing sistem operasi, juga setiap driver perangkat keras harus diinstal pada masing-masing sistem operasi.

Ketentuan dual-booting dan multi-booting

*.   Dual-booting

1.   Konfigurasi dual-booting dengan satu hard disk

Pada komputer yang hanya memiliki satu hard disk yang terpasang, dua sistem operasi dapat diinstal pada partisi-partisi yang terpisah dalam satu hard disk yang sama, walaupun dapat juga menginstal dua sistem operasi pada partisi yang sama dalam satu hard disk yang sama,  namun yang demikian itu sangat tidak direkomendasikan karena dikhawatirkan akan berefek buruk pada stabilitas masing-masing sistem operasi atau untuk menghindari hal yang tidak diharapkan.

Bila dua sistem operasi diinstal pada partisi-partisi yang terpisah dalam satu hard disk yang sama, maka akan dibutuhkan boot loader. Boot loader digunakan untuk memilih salah satu sistem operasi yang akan diboot, dan juga untuk menentukan salah satu sistem operasi sebagai sistem operasi default yang akan diboot tiap kali baru menghidupkan komputer.

2.  Konfigurasi dual-booting dengan dua hard disk

Pada komputer yang memiliki lebih dari satu hard disk yang terpasang, dua sistem operasi dapat diinstal pada partisi-partisi dalam dua hard disk yang terpisah sehingga masing-masing sistem operasi memiliki media penyimpanannya sendiri.

Bila dua sistem operasi diinstal pada partisi-partisi dalam dua hard disk yang terpisah, maka boot loader tidak dibutuhkan karena secara langsung pengguna dapat memilih hard disk mana yang akan diboot dimana sistem operasi yang dikehendaki untuk diboot terinstal dengan mengubah urutan boot dalam boot-order dalam menu BIOS atau dengan menekan tombol [F 12] saat baru menghidupkan komputer sebelum loading Windows.

*.   Multi-booting

1.   Konfigurasi multi-booting dengan satu hard disk

Pada komputer yang hanya memiliki satu hard disk yang terpasang, beberapa sistem operasi dapat diinstal pada partisi-partisi yang terpisah dalam satu hard disk yang sama, walaupun dapat juga menginstal beberapa sistem operasi pada partisi yang sama dalam satu hard disk yang sama, namun yang demikian itu sangat tidak direkomendasikan karena dikhawatirkan akan berefek buruk pada stabilitas masing-masing sistem operasi atau untuk menghindari hal yang tidak diharapkan.

Bila beberapa sistem operasi diinstal pada partisi-partisi yang terpisah dalam satu hard disk yang sama, maka dibutuhkan boot loader. Boot loader digunakan untuk memilih salah satu sistem operasi yang akan diboot, dan juga untuk menentukan salah satu sistem operasi sebagai sistem operasi default yang akan diboot tiap kali baru menghidupkan komputer.

2.   Konfigurasi multi-booting dengan beberapa hard disk

Pada komputer yang memiliki lebih dari satu hard disk yang terpasang, beberapa sistem operasi dapat diinstal pada partisi-partisi dalam beberapa hard disk yang terpisah sehingga masing-masing sistem operasi memiliki media penyimpanannya sendiri.

Bila beberapa sistem operasi diinstal pada partisi-partisi dalam beberapa hard disk yang terpisah, maka boot loader tidak dibutuhkan karena secara langsung pengguna dapat memilih hard disk mana yang akan diboot dimana sistem operasi yang dikehendaki untuk diboot terinstal dengan mengubah urutan boot dalam boot-order dalam menu BIOS atau dengan menekan tombol [F 12] saat baru menghidupkan komputer sebelum loading Windows.

Tujuan dual-booting dan multi-booting

*.   Menguji atau menginvestigasi sistem operasi yang masih baru untuk melihat kekurangan dan kelebihan sistem operasi yang masih baru tersebut sebelum menggunakan sistem operasi yang masih baru tersebut secara total dan kemudian menghapus sistem operasi yang lama bila diinginkan, atau tetap mempertahankan sistem operasi yang lama setelah menginstal sistem operasi yang masih baru..
*.   Bagi para pengembang software, dual booting dan multi-booting dapat digunakan untuk menguji software yang mereka kembangkan untuk melihat, bagaimana software yang mereka kembangkan berjalan pada sistem operasi yang berbeda.
*.   Agar mendapat pengalaman yang berbeda dalam menggunakan komputer, karena setiap sistem operasi memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Keuntungan dual-booting dan multi-booting

*.   Menginstal beberapa sistem operasi pada satu komputer yang sama agar dapat menggunakan beberapa sistem operasi yang berbeda akan lebih hemat biaya daripada harus menginstal beberapa sistem operasi pada beberapa komputer yang berbeda.
*.   Dapat menggunakan satu komputer untuk menjalankan software yang mensyaratkan sistem operasi yang berbeda.
*.   Bila salah satu sistem operasi bermasalah dan belum sempat diperbaiki, komputer masih dapat digunakan untuk menjalankan sistem operasi yang lain. 

semoga bisa bermanfaat bagi Sobat Hacker News. :) :) :) - Hacker News.